Senin, 02 Januari 2017

BAB 12 (Konversi, Akronimisasi, dan Penyerapan)

Nama  : M Sirojul Munir
NIM     : 156036

A.    Proses Konversi
            Konversi adalah proses pembentukan kata dari sebuah kata menjadi kata lain tanpa perubahan unsur segmental.
Misal:              “minum” merupakan nomina pada kalimat: minumlah.
                                “minum” merupakan verba pada kalimat: jika anda haus, Anda harus minum

  Kata minum selain memiliki makna (bendaan) juga memiliki makna (alat) dan (tindakan). Komponen makna tindakan inilah yang menyebabkan kata minum tersebut menjadi berkategori verba.
Jumlah kosakata nomina yang memiliki makna (tindakan) sangat terbatas antara lain adalah:
·         Kunci
·         Amplas
·         Tutup
·         Silet
·         Kikir
·         Rantai
·         Kail
·         Pacul
·         Gergaji
·         Sikat
·         Pancing
·         Kapak
 (Chaer, 2008: 235)
B.     Akronimisasi
            Akronimisasi adalah singakatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlakukan sebagai kata. Ada tiga ketentuan dalam penulisan akronim.
A. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang disingkat,seluruhnya ditulis dengan huruf capital. Misalnya:
                        FISIP : Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik
                        ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Atas
                        KONI : Komisi Olahraga Nasional Indonesia
B. Akronim nama diriyang berupa gabungan suku kata ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik. Misalnya:
ü  Bappenas : Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
ü  Kadim : Kamar Dagang dan Industri
ü  Sespa : Sekolah Staf dan Pemimpin Administrasi
C. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil dan tidak diakhiri dengan tanda titik. Misalnya:
*      rapim : rapat pimpinan
*      rudal : peluru kendali
                                                                        (Chaer, 2008: 236)
C.    Penyerapan
Penyerapan adalah proses pengambilan kosa kata dari bahasa asing. Penyerapan kosakata asing secara audial ini berlangsung lama dan telah menghasilkan kata-kata yang banyak sekali jumlahnya, yang kadang-kadang sudah tidak diketahui lagi dari mana asalnya. Misalnya surga, neraka, kuman, kertas, waktu, pahala, bandit, jendela, bangkrut, dan sebagainya, kata-kata ini sudah tidak diketahui  lagi dari mana asalnya.
Sejak terbitnya buku Pedoman Pembentukan Istilah dan buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan penyerapan kata-kata asing harus dilakukan secara visual, artinya berdasarkan apa yang dilihat di dalam tulisan. Inti dari pedoman pembentukan istilah itu adalah:
1.      Kata-kata yang sudah diserap dan lazim digunakan sebelum buku pedoman ini terbit tidak perlu diubah ejaannya. Seperti kata-kata kabar, iklan, perlu, bengkel, hadir, dan badan.
2.      Penyerapan dilakukan secara utuh. Misalnya kata efektivitas, objektifitas, dan implementasi.
3.      Huruf-huruf asing pada awal kata harus disesuaikan sebagai berikut:
·         au tetap au
autotroph = autotrof
·         e dimuka a, u, o, dan konsonan menjadi k
crystal = kristal
·         c dimuka e, i, oe, dan y menjadi s
central = sentral
·         cc dimuka o, u, dan konsonan menjadi k
acclamation = aklamasi
Catatan:
1.      Penyerapan dari bahasa asing yang tidak menggunakan aksara latin seperti bahasa Arab dan Cina harus ditraskripsi dahulu kedalam huruf latin.
2.       Penyerapan dari bahsa-bahasa Nusantara harus disesuaikan dengan ejaan dan lafal bahsa Indonesia. (Chaer, 2008:239)


Minggu, 27 November 2016

BAB 11 KOMPOSISI



Nama : M Sirojul Munir
NIM : 156036
Kelas : 2015 a PBSI

KOMPOSISI
            (Menurut, Abdul Chaer, 2008:209) Komposisi adalah gabungan sebuah kata dengan kata lain untuk membentuk sebuah makna baru. Banyak arti dalam menyatakan maksud dari komposisi, ada yang mengatakan komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungan kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan menimbulkan makna baru.
            CONTOH = DASAR “merah” terbentuk KATA “merah jambu, merah darah dll”.
1. Aspek Semantik Komposisi
            (Abdul Chaer, 2008:212) Tujuan utama membentuk komposisi adalah untuk menampung konsep-konsep yang ada dalam kehidupan kita tetapi belum ada wadahnya dalam bentuk sebuah kata. Macam komposisi :
a) menampung konsep yang sederajat. Berarti menampung konsep kata yang sifatnya sama, maka di antara kata bisa disisipi kata “dan”,”atau”.
            contoh                            “naik turun, maju mundur, besar kecil”.
b) menampung konsep yang tidak sederajat. Kata pertama merupakan unsur utama, kata kedua unsur penjelas.

            Contoh                           “soto ceker, truk gandeng, tape ketan”.
c) komposisi yang dapat menghasilkan istilah serta memiliki makna yang pasti.
            Contoh = Istilah “Olahraga, makanan, kedokteran dll”
d) komposisi pembentuk idiom, yaitu penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna indiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatik. Missal:penggabungan meja dengan dasar hijau yang menghasilkan komposisi meja hijau dengan makna “pengadilan”.
            Contoh komposisi idiomatic = memeras keringat ‘bekerja keras’, beratap seng ‘sudah tua’.
e) komposisi yang menghasilkan nama, baik untuk nama jalan, instansi, mall dll. Mengacu pada wujudnya di dunia nyata.
                            “ Simpangan Depok, Station Gambir dll”.


1.2 Komposisi Nominal
Komposisi yang pada satuan klausa berkategori nomina.
Contoh: kakek nenek, baju baru.
Komposisi nomina dapat dibentuk dari dasar:
            - N + N = kakek nenek
           
- N + V = meja makan, ruang tunggu
           
- A + N = bukan uang, banyak buaya. (Abdul Chaer, 2008:216)
1.2.1 Komposisi Nominal Bermakna Gramatikal
            (Menurut, Abdul Chaer, 2008: 217) Makna gramatikal adalah makna yang muncul dalam proses penggabungan dasar dengan dasar dalam pembentukan sebuah komposisi. Makna gramatikal yang muncul dalam proses pembentukan komposisi nominal, antara lain adalah makana yang meyatakan:
a) ‘gabungan biasa’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dan.
b) ‘bagian’ , sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dari.
c) ‘kepunyaan atau pemiliki’. Sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata milik.
d) ‘asal bahan’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata terbuat dari.
e) ‘asal tempat’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata berasal dari.
f) ‘bercampur atau di campur dengan’ , sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata bercampur.
g) ‘hasil buatan’ , sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata buatan.
h) ‘tempat melakukan sesuatu’, sehingga  diantara keduanya dapat disisipkan kata tempat.
1.2.2 Komposisi Nominal Bermakna Idiomatik
            Ada sejumlah komposisi nominal memliki makna idiomatic, berupa idiom penuh maupun berupa idiom sebagian. Yang berupa idiom penuh artinya, seluruh komposisi itu memiliki makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya:
- Orang tua, dalam arti ‘ayah ibu’
- Kambing hitam, dalam arti ‘orang yang dipersalahkan dalam perkara’
- Kumis kucing, dalam arti ‘sejenis tanaman obat’
- Meja hijau, dalam arti ‘pengadilan’
- Buah bibir, dalam arti ‘bahan pembicaraan orang ramai’
- Daun muda, dalam arti ‘wanita remaja’
1.2.3 Komposisi Nominal Metaforis
            Ada sejumlah komposisi nominal yang salah satu unsurnya digunakan secara metaforis yakni dengan mengambil salah satu komponen makna yang dimiliki oleh unsur tersebut. Umpamanya unsur kaki pada komposisi kaki gunung diberi makna metaforis dari komponen makna kaki, yaitu (+ terletak pada bagian bawah). Sedangkan pada komposisi kaki meja diberi makna metaforis dari komponen makna kaki (+penunjang berdirinya tubuh).
Contoh komposisi nominal metaforis lainnya adalah :
- Catatan kaki
- Kepala surat
- Kepala paku

1.2.4 Komposisi Nominal Nama dan Istilah
            Ada sejumlah komposisi nominal yang berupa nama atau istilah sebagai nama atau istilah komposisi ini tidak bermakna gramatikal ,tidak bermakna idiomatic, juga bermakna metaforis. Beberapa dan istilah diberikan sebagai contoh di bawah ini:

Nama                                                              Istilah
Hotel Indonesia                                              Buku Ajar
IKIP Jakarta                                                    Lepas Landas
Jalan Jagorawi                                                 Anak Angkat
1.2.5 Komposisi Nominal dengan Adverbia
            Ada sejumlah komposisi nominal yang bentuk dari kelas adverbia dan kelas nominal. Makna komposisi jenis ini di tentukan oleh makna “leksikal” dari kata adverbial itu. Adverbial yang mendampingi nomina adalah, adverbial yang menyatakan negasi, yaitu bukan, tiada, tanpa; dan adverbial yang menyatakan jumlah, yaitu beberapa, banyak, sedikit, sejumlah, jarang, kurang. Berikut diberikan sejumlah contoh:
- Bukan anjing
- Tiada air
- Tanpa uang

1.3 Komposisi Verbal
            (Abdul Chaer, 2008: 225) Yang dimaksud dengan komposisi verbal adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori verbal. Misalnya komposisi menyanyi menari dan dating mengahadap pada kedua kalimat berikut:
- Mereka menyanyi menari sepanjang malam
- Dia dating mengahadap kepala sekolah
Sebagai  pengisi fungsi predikat komposisi menyanyi menari dan dating menghadap berkategori verba.
Komposisi verbal dapat dibentuk dari dasar:
a) V + V, seperti menyanyi menari, dating menghadap, duduk termenung, dan lari bersembunyi.
b) V + N, seperti gigit jari dan membanting tulang.
c) V + Ajek, seperti lompat tinggi, lari cepat, dan berkata keras.
d) Adver + V, seperti sudah makan, tidak datang.
1.3.1 Komposisi Verbal Bermakna Gramatikal
            Proses pembentukan komposisi verbal muncul beberapa makna gramatikal, anatara lain adalah makna yang menyatakan:
a) ‘gabungan biasa’, sehingga di anatra kedua unsurnya dapat disispkan kata dan.
b) ‘gabungan mempertentangkan’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata atau.
c) ‘sambil’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata sambil.
d) ‘lalu’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata lalu.
e) ‘untuk’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat di sisipkan kata untuk.
f) ‘dengan’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat di sisipkan kata dengan.
g) ‘secara’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata secara.
1.3.2 Komposisi Verbal Bermakna Idiomatikal
            Ada sejumlah komposisi verbal yang bermakna idiomatical, yaitu makna yang tidak dapat ditelusuri atau diprediksi baik secra leksikal maupun gramatikal. Misalnya makan garam dalam arti ‘pengalaman’, makan kerawat dalam arti ‘sangat miskin’, gigit jari dalam arti ‘tidak mendapatkan apa-apa’.
            Berkenaan dengan konstruksi predikat + objek ini, maka makna verba yang menjadi predikat itu sangat bergantung pada nomina, sebagai objek yang mengikutinya. Sebagai contoh kita ambil verba makan, mengambil dan menjual. Pada daftar a) ketiga verba itu bermakna gramatikal, pada daftar b) bermakna idiomatical dan daftar c) bermakna polisemi.


Bermakna gramatikal
Bermakna idiomatik
Bermakna polisemi
makan tempe
makan tahu
makan kacang
mengambil uang
mengambil buku
menjual sepeda

makan hati
makan kerawat
mengambil hati
menjual aksi
menjual diri

makan ongkos
makan waktu
menjual paksa
menjual semua


1.3.3 Komposisi Verbal dengan Adverbia
            Verba sebagai pengisi fungsi predikat dalam sebuah klausa seringkali didampingi oleh sebuah adverbial atau lebih. Adverbia pedamping adalah:
            a) adverbia negasi: tidak, tak tanpa.
            b) adverbia kala: sudah, sedang, tengah lagi, akan.
            c) adverbia keselesaian: sudah , sedang , tengah, belum.
            d) adverbia aspectual: boleh wajib, harus, dapat, ingin , mau.
            e) adverbial frekuensi : sering , jarang, pernah, acapkali.
            f) adverbial kemungkinan: mungkin, pasti, barang kali, boleh jadi.

1.4 Komposisi Ajektival
            (Abdul Chaer, 2008: 231) Yang dimaksud dengan komposisi ajektival adalah komposisi yang pada satuan kalusa, berkatagori ajektiva. Misalnya komposisi cantik molek dan kaya miskin dalam klausa berikut:
- Gadis yang cantik molek itu duduk termenung.
Kaya miskin di hadapan Allah sama saja.
Komposisi ajektifal dapat dibentuk dari dasar:
a) ajektifa + ajektifa, seperti tua muda, besar kecil.
b) ajektifa + nomina, seperti merah darah, keras hati.
c) ajektifa + verba, seperti takut pulang , malu bertanya.
d) adverbial + ajektifa, seperti tidak berani, sangat indah.
1.4.1 Komposisi Ajektival Bermakna Gramatikal
                 Dalam proses pembentukannya muncul sejumlah makna gramatikal , anatara lain, adalah makna yang menyatakan:
a) ‘gabungan biasa’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dan.
b) ‘alternatif atau pilihan’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata atau.
c) ‘seperti’ , sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata seperti.
d) ‘serba’, makna gramatikal ini dapat diperoleh apabila kedua unsurnya berupa dasar yang sama dan memiliki komponen makna yang sama.
e) ‘untuk’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata untuk.
f) ‘kalau’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata kalau.
1.4.2 Komposisi Ajektival bermakna Idiomatikal
                 Ada sejumlah komposisi ajektival bermakna idiomatical, yakni makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya panjang usus dalam arti sabar, tinggi hati dalam arti angkuh.
1.4.3 Komposisi Ajektival dengan Adverbial
                 Hanya ada dua macam adverbial yang mendampingi ajektiva untuk mebentuk komposisi ajektival, yaitu:
                 a) Adverbial negasi: tidak.
                 b) Adverbia derajat: agak, sama, lebih, kurang, sangat, amat, sekali.