Minggu, 16 Oktober 2016

AFIKSASI PEMBENTUKAN VERBA, NOMINA, dan AJEKTIVA.



Nama: M Sirojul Munir
Kelas: 2015 A
Prodi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI JOMBANG
Nim: 156036
AFIKSASI: PEMBENTUKAN VERBA
Afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, nomina, maupun ajektiva. Dalam bab ini akan dibicarakan pembentukan verba turunan itu, dalam dalam berikutnya akan dibicarakan pembentukan nomina dan ajektiva.
            Afiksasi pembentukan verba :
1. prefik ber-
2. konfiks dan klofiks ber-an
3. klofiks ber-kan
4. sufiks– kan
5. sufiks-i

6. prefiks per-
7. kofiks per-kan
8. konfiks per-i
9. prefiks me-
10. prefiks di-
11. prefiks ter-
12. prefiks ke-
13. prefiks ke-an

1. Verba Berprefiks ber-
            Bentuk dasar pembentukan verba prefiks ber- dapat berupa:
NO
Bentuk dasar pembentukan verba prefiks ber-
Contoh
1.
Morfem dasar terikat
Bertempur, berkelahi, berjuang.
2.
Morfem dasar bebas
Berladang, bertenak, bergaya.
3.
Bentuk turunan berafiks
Berpakaian, beraturan, berpendapatan.
4.
Bentuk turunan reduplikasi
Berlari-lari, berkeluh-kesah.

5.
Bentuk turunan hasil komposisi
Berjual-beli, bertemu-muka.

Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal, yaitu :
NO
Makna Gramatikal
Contoh
1.
‘mempunyai (dasar)’
-          Berayah ‘mempunyai ayah’.
2.
‘memakai’ atau ‘mengenakan’
-          Berjilbab ‘memakai jilbab’.
3.
‘mengendarai’ atau ‘naik’
-          Bersepeda ‘mengendarai sepeda’
4.
‘berisi’ atau ‘mengandung’
-          Beracun ‘mengandung racun’
5.
‘mengeluarkan’ / ‘menghasilkan’
-          Bertelur ‘mengeluarkan telur’
6.
‘mengusahakan’/’mengupayakan’
-          Berladang ‘mengusahakan ladang’
7.
‘melakukan kegiatan’
-          Berdiskusi ‘melakukan diskusi’

8.
’berada dalam keadaan’
-          Bersedih ‘dalam keadaan sedih’
9.
‘menyebut’ atau ‘menyapa’
-          Berkakak ‘menyebut kakak’
10.
‘kumpulan’ atau ‘kelompok’
-          Berdua ‘kumpulan dari dua (orang)’
11.
‘memberi’
-          Berceramah ‘memberi ceramah’

Catatan: Ada sejumlah kata berprefiks ber- yang tidak bermakna gramatikal, melainkan bermakna indiomatikal. Misalnya:
-          Berpulang dengan makna ‘meninggal’.
-          Bersalin dengan makna ‘melahirkan’.
-          Bertekuk lutut dengan makna ‘menyerah’.

2. Verba Berkonfiks dan Berklofiks Ber-an

            Verba berbentuk ber-an seperti pada kata bermunculan dan berpakaian memiliki dua macam proses pembentukan. Pertama, berupa konfiks, artinya prefiks ber- dan sufiks –an itu diimbuhkan secara bersamaan sekaligus pada sebuah bentuk dasar. Kedua, berupa klofiks artinya prefiks ber- dan sufiks–an itu tidak diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar. Kalau bentuk bermunculan di atas kita ambil sebagai contoh verba berkonfiks dan bentuk berpakaian sebagai contoh berklofiks, maka proses pembentukannya seperti ini: Muncul – ber - an 

            Makan gramatikal verba berkonfiks ber-an adalah:

1.      Banyak serta tidak teratur
2.      Saling atau berbalasan
3.      Saling berada di

Verba berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal, yaitu:

NO
Makna Gramatikal
Contoh
1.
‘Banyak serta tidak teratur’
Berlarian ‘banyak yang berlari dan tidak teratur’.
2.
‘saling’ atau ‘berbalasan’
Bermusuhan ‘saling memusuhi’
3.
‘saling berada di’
Bersebelahan ‘saling berada di sebelah’

3. Verba Berklofiks Ber-kan

            Prefiks ber- dan sufiks –kan pada verba ber-kan memiliki maknanya masing-masing, di mana prefiks ber- memiliki makna gramatikal seperti yang di atas, sedangkan sufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘akan’. Contoh berikut:
-          Bersenjatakan ‘menggunakan senjata akan (clurit)
-          Berisikan ‘mempunyai isi akan (air)
4. Verba Bersufiks – kan

            Dalam prosesnya, sufiks –kan, bila diimbuhkan pada dasar  yang memiliki komponen makna (+ tindakan ) dan (+sasaran) akan membentuk verba bitransitif, yaitu verba yang berobjek dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang lain, sufiks –kan akan membentuk pangkal yang menjadi dasar dalam pembentukan verba inflektif.

Verba bersufiks –kan digunakan dalam:
1. kalimat imperatif (memberi perintah). Contoh – lemparkan bola itu kesini.
2. kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan subjeknya menjadi sasaran tindakan. Contoh – rumah itu baru kami dirikan.
3. keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba. Contoh – uang yang baru kami terima sudah habis lagi.

Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal, yaitu:

NO
Makna Gramatikal
Contoh
1.
‘jadikan’
Putuskan, artinya ‘jadikan putus’
2.
‘jadikan berada di’
Daratkan, artinya ‘jadikan berada di darat’.
3.
‘lakukan untuk orang lain’
Belikan, artinya ‘lakukan beli untuk (orang lain’.
4.
‘lakukan akan’
Hapuskan, artinya ‘lakukan hapus akan’.
5.
‘bawa masuk ke’
Asramakan,artinya ‘bawa masuk ke asrama’.

5. Verba Bersufiks –i

            Verba bersufiks –I adalah verba transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal dalam pembentukan verba inflektif. Verba bersufiks – I digunakan dalam:
1. kalimat imperatif (memberi perintah). Contoh –tolong gulai teh ini.
2. kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan subjeknya menjadi sasaran perbuatan. Contoh –kemarin beliau sudah kami hubungi.
3. keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba. Contoh –banjir melanda wilayah yang akan kita datangi.

 Verba bersufiks –I memilki makna gramatikal:

NO
Makna Gramatikal
Contoh
1.
‘berulang kali’
Pukuli, artinya ‘pekerjaan pukul dilakukan berulang kali’
2.
‘tempat’
Duduki, artinya ‘duduk di …’.
3.
‘merasa sesuatu pada’
Takuti, artinya ‘merasa takut pada’.
4.
‘memberi’ / ‘membubuhi
Garami, artinya ‘memberi garam pada’
5.
‘jadikan’/ ‘sebabkan’
Lengkapi, artinya ‘jadikan lengkap’.
6.
‘lakukan pada’
Tanggapi, artinya ‘lakukan tanggap pada’.
Catatan:
     Sufiks –i tidak dapat diimbuhkan pada bentuk dasar yang diakhiri dengan vokal –i atau diftong ai. Jadi, bentuk-bentuk ′mandii′, ′pergii′, ′belii′, ′sampaii′, dan ′cabaii′ tidak diterima.


Verba Berprefiks per-

Verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif.
Verba berprefiks per-  1). Kalimat Imperatif. Contoh : persingkat bicaramu !
                                    2). Kalimat pasif : (aspek)+pelaku+verba, Contoh: masjid ini          makna gramaikal             akan kami perluas kea rah Timur.
                                    3). Keterangan pada subjek atau objek: yang+aspek+  pelaku+                                      verba = mobil yang belum lama kami perbaiki mogok lagi.
1. jadikan lebih contoh: pertinggi, artinya jadikan lebih tinggi.
2. Anggap sebagai contoh: perteman, artinya jadikan teman.
3. Bagi contoh: perdua, artinya bagi dua.

Verba berkonfik per-kan                            
     Verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif.
      Digunakan dalam :  - imperatif, contoh: jangan perdebatkan lagi masalah itu!
                                       - pasif yang predikatnya (aspek)+pelaku+verba,contoh :                                              masalah itu akan kami pertanyakan lagi.
                                       - berpola: yang +aspek+pelaku. Contoh: Film yang mereka                                         hendak persembahkan perlu disensor dulu.
     Makna Gramatikal:
            1. jadikan bahan.                                 3. Jadikan me-
            2. lakukan supaya.                               4. Jadikan ber-



Verba berkonfiks per-i
 

                         


Verba per-I memilki makna gramtikal: 1). Lakukan supaya jadi.
                                                                2). Lakukan pada objek.                                
Verba berprefiks me-
            Dapat berbenuk me-,mem-,men-,meny-,meng-, dan menge-. Bentuk atau alomorf me- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem r,I,w,y,m,n,ny,dan ng. contoh :
Merakit
Melekat
Mewarisi

Meyakini
memerah
menanti

Merawat
Mewasiati
menyala

-             Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal  ′melakukan (dasar)′ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran). Contoh: membeli, menulis, membaca.
-             Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal  ′melakukan kerja dengan alat′ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ alat). Contoh: mengikir, memahat,  mengail, merantai, mengunci.
-             Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal  ′melakukan kerja dengan bahan′ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ bahan). Contoh: mengapur,  mengecat, mengelem, menyemen.
-             Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal  ′membuat dasar′ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ benda hasil). Contoh: menyambal, menumis, menggambar.
-             Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal makan, minum, mengisap apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ makanan) atau (+ minuman) atau (+ isapan). Contoh: merokok, menyate, menyoto.
-             Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal mengeluarkan (dasar) apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (bunyi) atau (+ suara). Contoh:  mengeong, mengaum.
-             Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal menjadi (dasar) apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan, ) atau (+ warna) atau (+ bentuk) atau (+ situasi). Contoh :  menguning, mengecil, membesar.
-             Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal menjadi seperti apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ sifat khas). Contoh: membatu, membaja, mengarang, mengapur, menyemak.
-             Verba berprefiks me- derivatif menuju. Contoh : menepi, mengutara, mendarat, mengudara, melangit.
-             Verba berprefiks me- derivatif memperingati. Contoh : meniga hari, menujuh hari, menujuh bulan, menyeratus hari, menyeribu hari.

Verba berkonfiks ke-an
            Verba berkonfiks ke-an termasuk verba pasif, yang tidak dapat dikembalikan ke dalam verba aktif, seperti verba pasif di-dan verba pasif ter- makna gramatikal yang dimilikinya: 1. Terkena, menderita atau mengalami
                     2. agak bersifat.
AFIKSASI PEMBENTUKAN NOMINAL
Afiks-afiks pembentuk nomina turunan sejauh ini :
1. Prefiks ke-                          6. Sufiks –an
2. Konfiks ke-an                     7. Sufiks -nya
3. Prefiks pe-                          8. Prefiks ter-
4. Konfiks pe-an                     9. Infiks –el, -em, dan -er
5. Konfiks per-an                    10. Sufiks dan Bahasa asing.
Nomina Berprefiks ke-
            Nomina berprefiks ke – sejauh data yang ada hanyalah ada tiga: buah kata, yaitu ketua, kekasih dan kehendak dengan makna gramatikal ‘yang dituai’, yang dikasihi dan ‘yang dikehendaki’.
Nomina berkonfiks ke-an
Ada dua proses pembentukan nomina:
-  Di bentuk langsung dari bentuk akar (dari akar tunggal maupun akar majemuk) contoh: kehutanan (hutan+ke-an), keolahragaan (olahraga+ke-an).
- Di bentuk dari akar melalui verba menjadi predikat dalam satu klausa.  contoh: keberanian -> dari verba berani, klausa -> mereka sungguh berani.




Nomina Berkonfiks pe-
            Prefiks pe- yang menggunakan kaidah persengauan. Yang menggunakan kaidah          persengauan mempunyai hubungan dengan verba berprefiks me- transitif dan verba        dasar. Contoh : Perawat  (verba: merawat),  Perakit  (verba: merakit),             Pelintas  (verba: melintasi).
            Prefiks pe- yang tidak mengikuti kidah persengauan. Yang tidak menggunakan            kaidah persengauan mempunyai hubungan dengan verba berprefiks ber- yang        menyatakan tindakan. Contoh : Peladang (dari dasar ladang melalui verba        barladang), Pedagang (dari dasar dagang melalui verba berdagang).
Nomina Berkonfiks pe-an
            Konfiks pe-an dalam pembentukan nomina mempunyai enam buah bentuk yaitu, pe-an, pem-an, pen-an, peny-an, peng-an dan penge-an. Proses pembentukannya dilakukan dari dasar melalui veba berprefiks me- berklofiks me-kan atau berklofiks me-i. oleh karena itu memiliki makna gramatikal sebagai berikut:
Nomina berkonfiks pe-an memiliki makna gramatikal ‘hal / proses me- (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif. Contoh: pembacaan, penulisan, pendengaran.
Nomina berkonfiks pe-an memiliki makna gramatikal ‘hal/ proses me-kan (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu. Contoh: pembenaran, pengecualian, penjelasan.
Nomina berkonfiks pe-an memiliki makna gramatikal ‘hal / proses me-i (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-i yang dibentuk dari dasar itu. contoh:  pewarisan, pembenahan.

Nomina Berkonfiks per-an
        Ada dua macam proses pembentukan:
 





Nomina Bersufiks –an
             Ada tiga macam proses pembentukan. 1. Dibentuk dari dasar melalui verba                                                                                          berprefiks me- inflektif.
                                                                           2. Dibentuk dari dasar prefiks ber-
                                                                           3. Dasar langsung diberi sufiks –an
                   ‘tiap-tiap’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna
                    (+ ukuran) atau (+ takaran), Contoh : nomina bulanan, literan dan meteran.
 ‘banyak (dasar)’ apabila bentuk dasanya memiliki komponen makna (+ bandaan) dan (+kecil), Contoh : nomina ubanan, kutuan, dan jamuran.
 ‘bersifat (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Contoh : nomina murahan, asinan, manisan.

Nomina Bersufiks –nya

Text Box: ‘hal’ kalau bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan), contoh : naiknya, mahalnya, dan luasnya.
 ‘penegasan’ kalau bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ bendaan) atau (+tindakan), contoh : nasinya, airnya, pulangnya dan datangnya.

 




Nomina Bersufiks ter-
           
Dengan makna gramatikal ‘yang di-dasar’ hanya terdapat sebagai istilah dalam bidang      hukum. Contoh : - tersangka, terperiksa, terdakwa, tergugat, tertuduh, terhukum.
Text Box: - Telapak                  Tapak.
- Telunjuk        Tunjuk.
- Gerigi          gigi.
- Geligi         gigi.
- Pelatuk         patuk.
Nomina Berinfiks, -el, -em, dan –er-
           
           


Nomina Bersufiks Asing
“sufiks “ penanda kelas atau kategori nomina, antara lain:
NO
 Penanda kelas
                 Kata
Makna Gramatikal
1
in
Hadirin, muslimin, mukminin, muhajirin.
‘laki-laki yang (dasar)’
2
at
Hadirat, muslihat.
‘perempuan yang (dasar)’
3
-ah
Gairah, hafizah.
‘perempuan yang (dasar)’
4
si
Kritisi,musisi, politisi.
‘yang bergerak dalam bidang (dasar)’
5
-ika
Fisika,matematika, fonetika.
‘ilmu tentang (dasar)’
6
-ir
Importir,donasir, eksportir
‘pelaku kegiatan (dasar)’
7
-ur
Direktur,kondektur,redaktur
‘laki-laki yang menjadi’
8
-us
Politikus,kritikus,musikus
‘orang-orang yang melakukan’
9
­-isme
Kapitalisme,islamisme.
‘paham mengenai’
10
-sasi
Organisasi,neonisasi,tendanisasi
‘proses pe-an’
11
-or
Actor, diklator,indikator
‘yang melakukan atau menjadi’



AFIKSASI PEMBENTUKAN AJEKTIVA
Kata-kata berafiks yang betumpang tindih.
Text Box: Pe-Text Box: Me-dasar-kanText Box: dasarText Box: Pe-dasarText Box: dasar1. Dasar Ajektiva Berprefiks pe-
                  secara langsung                 +    pe-                                                
                
                  melalui verba berafiks me-kan                                                          +            pedasar
2. Dasar Ajektiva Berprefiks se-
           
Pemberian prefiks se- pada semua dasar adjektiva memberi makna gramatikal ‘sama (dasar)’ dengan nomina yang mengikutinya. Contoh dalam kalimat: Roni sepandai Rina dalam hal menggambar.

3. Dasar Ajektiva Bersufiks –an
            Pemberian sufiks –an pada semua dasar ajektiva memberi makna gramatikal ‘lebih (dasar) pada nomina yang mengikutinya. Contoh:


Text Box: - Pintaran a, ‘lebih pintar a’.
- Mahalan a, lebih mahal a’.
- Nakalan a, lebih nakal a’.
 



4. Dasar Ajektiva Berprefiks ter-
                                    memilki makna ‘paling’. Contoh :             Tercantik ‘paling cantik’.
                                                                                                       terbesar ‘paling besar’.
                                                                                                       tertinggi ‘paling tinggi’.
5. Dasar Ajektiva Berkonfiks ke-an

Memilki makna ‘agak (dasar)’. Contoh : - kehitaman ‘ agak hitam’, kebiruan ‘agak biru’.
Text Box: Dasar ajektiva berklofiks me-kan memiliki makna gramatikal “menyebabkan jadi (dasar)” apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ sifat batin). Contoh dalam kalimat: Tim bulu tangkis itu sangat memalukan di lapangan saat bertanding melawan tim lawan.

6. Dasar Ajektiva Berklofiks me-kan




7. Dasar Ajektiva Berklofiks me-i
           
Dasar ajektiva berklofiks me-i memiliki makna gramatikal “merasa (dasar) pada” apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ rasa batin). Contoh dalam kalimat: Kedua pasangan itu saling mencintai.

8. Dasar lain Berkomponen makna + keadaan
            Kosakata berkategori ajektiva dalam bahasa Indonesia sudah merupakan “barang jadi”. disebut “barang jadi” ini ada yang seratus persen berkategori ajektiva itu memiliki pula komponen makna (+ bendaan) atau (+ tindakan).  Misalnya : ajektiva merah dan kuning memiliki juga komponen makna (+bendaan), sehingga keduanya bisa didahului negasi bukan dan tidak.