Nama: M Sirojul Munir
Kelas: 2015 A
Prodi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI JOMBANG
Nim: 156036
Kelas: 2015 A
Prodi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI JOMBANG
Nim: 156036
AFIKSASI: PEMBENTUKAN VERBA
Afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik
berkategori verba, nomina, maupun ajektiva. Dalam bab ini akan dibicarakan
pembentukan verba turunan itu, dalam dalam berikutnya akan dibicarakan
pembentukan nomina dan ajektiva.
Afiksasi pembentukan
verba :
1. prefik ber-
2. konfiks dan
klofiks ber-an
3. klofiks
ber-kan
4. sufiks– kan
5. sufiks-i
|
6. prefiks per-
7. kofiks per-kan
8. konfiks per-i
9. prefiks me-
10. prefiks di-
|
11. prefiks ter-
12. prefiks ke-
13. prefiks ke-an
|
1. Verba Berprefiks ber-
Bentuk dasar
pembentukan verba prefiks ber- dapat berupa:
NO
|
Bentuk dasar pembentukan verba prefiks ber-
|
Contoh
|
1.
|
Morfem dasar terikat
|
Bertempur, berkelahi, berjuang.
|
2.
|
Morfem dasar bebas
|
Berladang, bertenak, bergaya.
|
3.
|
Bentuk turunan berafiks
|
Berpakaian, beraturan, berpendapatan.
|
4.
|
Bentuk turunan reduplikasi
|
Berlari-lari, berkeluh-kesah.
|
5.
|
Bentuk turunan hasil komposisi
|
Berjual-beli, bertemu-muka.
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal, yaitu :
NO
|
Makna Gramatikal
|
Contoh
|
1.
|
‘mempunyai
(dasar)’
|
-
Berayah ‘mempunyai ayah’.
|
2.
|
‘memakai’ atau
‘mengenakan’
|
-
Berjilbab ‘memakai jilbab’.
|
3.
|
‘mengendarai’
atau ‘naik’
|
-
Bersepeda ‘mengendarai
sepeda’
|
4.
|
‘berisi’ atau
‘mengandung’
|
-
Beracun ‘mengandung racun’
|
5.
|
‘mengeluarkan’ /
‘menghasilkan’
|
-
Bertelur ‘mengeluarkan
telur’
|
6.
|
‘mengusahakan’/’mengupayakan’
|
-
Berladang ‘mengusahakan
ladang’
|
7.
|
‘melakukan
kegiatan’
|
-
Berdiskusi ‘melakukan
diskusi’
|
8.
|
’berada dalam
keadaan’
|
-
Bersedih ‘dalam keadaan
sedih’
|
9.
|
‘menyebut’ atau
‘menyapa’
|
-
Berkakak ‘menyebut kakak’
|
10.
|
‘kumpulan’ atau
‘kelompok’
|
-
Berdua ‘kumpulan dari dua
(orang)’
|
11.
|
‘memberi’
|
-
Berceramah ‘memberi ceramah’
|
Catatan: Ada sejumlah kata berprefiks ber- yang tidak bermakna
gramatikal, melainkan bermakna indiomatikal. Misalnya:
-
Berpulang dengan makna
‘meninggal’.
-
Bersalin dengan makna
‘melahirkan’.
-
Bertekuk lutut dengan makna ‘menyerah’.
2. Verba Berkonfiks
dan Berklofiks Ber-an
Verba berbentuk ber-an seperti pada
kata bermunculan dan berpakaian memiliki dua macam proses pembentukan. Pertama,
berupa konfiks, artinya prefiks ber- dan sufiks –an itu diimbuhkan secara
bersamaan sekaligus pada sebuah bentuk dasar. Kedua, berupa klofiks artinya
prefiks ber- dan sufiks–an itu tidak diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah
dasar. Kalau bentuk bermunculan di atas kita ambil sebagai contoh verba
berkonfiks dan bentuk berpakaian sebagai contoh berklofiks, maka proses
pembentukannya seperti ini: Muncul – ber - an
Makan gramatikal verba berkonfiks ber-an adalah:
1.
Banyak serta tidak teratur
2.
Saling atau berbalasan
3.
Saling berada di
Verba berkonfiks
ber-an memiliki makna gramatikal, yaitu:
NO
|
Makna Gramatikal
|
Contoh
|
1.
|
‘Banyak serta tidak teratur’
|
Berlarian ‘banyak yang berlari dan tidak teratur’.
|
2.
|
‘saling’ atau ‘berbalasan’
|
Bermusuhan ‘saling memusuhi’
|
3.
|
‘saling berada di’
|
Bersebelahan ‘saling berada di sebelah’
|
3. Verba Berklofiks
Ber-kan
Prefiks ber- dan sufiks
–kan pada verba ber-kan memiliki maknanya masing-masing, di mana
prefiks ber- memiliki makna gramatikal seperti yang di atas, sedangkan
sufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘akan’. Contoh berikut:
-
Bersenjatakan ‘menggunakan
senjata akan (clurit)
-
Berisikan ‘mempunyai isi akan
(air)
4. Verba Bersufiks
– kan
Dalam prosesnya, sufiks –kan,
bila diimbuhkan pada dasar yang
memiliki komponen makna (+ tindakan ) dan (+sasaran) akan membentuk verba
bitransitif, yaitu verba yang berobjek dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang
lain, sufiks –kan akan membentuk pangkal yang menjadi dasar dalam pembentukan
verba inflektif.
Verba bersufiks
–kan digunakan dalam:
1. kalimat
imperatif (memberi perintah). Contoh – lemparkan bola itu kesini.
2. kalimat pasif
yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan subjeknya menjadi
sasaran tindakan. Contoh – rumah itu baru kami dirikan.
3. keterangan
tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba. Contoh
– uang yang baru kami terima sudah habis lagi.
Verba bersufiks
–kan memiliki makna gramatikal, yaitu:
NO
|
Makna Gramatikal
|
Contoh
|
1.
|
‘jadikan’
|
Putuskan, artinya ‘jadikan putus’
|
2.
|
‘jadikan berada di’
|
Daratkan, artinya ‘jadikan berada di darat’.
|
3.
|
‘lakukan untuk orang lain’
|
Belikan, artinya ‘lakukan beli untuk (orang lain’.
|
4.
|
‘lakukan akan’
|
Hapuskan, artinya ‘lakukan hapus akan’.
|
5.
|
‘bawa masuk ke’
|
Asramakan,artinya ‘bawa masuk ke asrama’.
|
5. Verba Bersufiks
–i
Verba bersufiks –I adalah verba
transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal dalam pembentukan verba inflektif.
Verba bersufiks – I digunakan dalam:
1. kalimat
imperatif (memberi perintah). Contoh –tolong gulai teh ini.
2. kalimat pasif
yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan subjeknya menjadi
sasaran perbuatan. Contoh –kemarin beliau sudah kami hubungi.
3. keterangan
tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba.
Contoh –banjir melanda wilayah yang akan kita datangi.
Verba bersufiks –I memilki makna gramatikal:
NO
|
Makna Gramatikal
|
Contoh
|
1.
|
‘berulang kali’
|
Pukuli, artinya ‘pekerjaan pukul dilakukan berulang kali’
|
2.
|
‘tempat’
|
Duduki, artinya ‘duduk di …’.
|
3.
|
‘merasa sesuatu pada’
|
Takuti, artinya ‘merasa takut pada’.
|
4.
|
‘memberi’ / ‘membubuhi
|
Garami, artinya ‘memberi garam pada’
|
5.
|
‘jadikan’/ ‘sebabkan’
|
Lengkapi, artinya ‘jadikan lengkap’.
|
6.
|
‘lakukan pada’
|
Tanggapi, artinya ‘lakukan tanggap pada’.
|
Catatan:
Sufiks –i tidak dapat diimbuhkan pada bentuk dasar yang diakhiri dengan
vokal –i atau diftong ai. Jadi, bentuk-bentuk ′mandii′, ′pergii′, ′belii′,
′sampaii′, dan ′cabaii′ tidak diterima.
Verba
Berprefiks per-
Verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif.
Verba berprefiks per- 1). Kalimat Imperatif. Contoh : persingkat bicaramu !
2). Kalimat
pasif : (aspek)+pelaku+verba, Contoh: masjid ini makna gramaikal akan kami perluas kea rah Timur.
3).
Keterangan pada subjek atau objek: yang+aspek+
pelaku+ verba = mobil yang belum lama kami
perbaiki mogok lagi.
1. jadikan lebih contoh: pertinggi, artinya jadikan lebih tinggi.
2. Anggap sebagai contoh: perteman, artinya jadikan teman.
3. Bagi contoh: perdua, artinya bagi dua.
2. Anggap sebagai contoh: perteman, artinya jadikan teman.
3. Bagi contoh: perdua, artinya bagi dua.
Verba berkonfik per-kan
Verba yang bisa menjadi pangkal dalam
pembentukan verba inflektif.
Digunakan dalam : - imperatif, contoh: jangan perdebatkan lagi
masalah itu!
- pasif yang predikatnya (aspek)+pelaku+verba,contoh : masalah itu akan kami pertanyakan lagi.
- berpola: yang +aspek+pelaku. Contoh: Film yang mereka hendak persembahkan perlu disensor dulu.
- pasif yang predikatnya (aspek)+pelaku+verba,contoh : masalah itu akan kami pertanyakan lagi.
- berpola: yang +aspek+pelaku. Contoh: Film yang mereka hendak persembahkan perlu disensor dulu.
Makna
Gramatikal:
1.
jadikan bahan. 3.
Jadikan me-
2. lakukan supaya. 4. Jadikan ber-
Verba berkonfiks per-i
Verba per-I memilki makna gramtikal: 1). Lakukan supaya jadi.
2). Lakukan pada objek.
Verba berprefiks me-
Dapat berbenuk me-,mem-,men-,meny-,meng-, dan
menge-. Bentuk atau alomorf me- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai
dengan fonem r,I,w,y,m,n,ny,dan ng. contoh :
Merakit
Melekat
Mewarisi
|
Meyakini
memerah
menanti
|
Merawat
Mewasiati
menyala
|
-
Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ′melakukan (dasar)′ apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran). Contoh: membeli, menulis, membaca.
-
Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ′melakukan
kerja dengan alat′ apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ alat). Contoh: mengikir, memahat, mengail, merantai,
mengunci.
-
Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ′melakukan kerja dengan bahan′ apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ bahan). Contoh: mengapur,
mengecat, mengelem, menyemen.
-
Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ′membuat dasar′ apabila bentuk dasarnya
memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ benda hasil). Contoh: menyambal, menumis, menggambar.
-
Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal makan,
minum, mengisap apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ makanan)
atau (+ minuman) atau (+ isapan). Contoh: merokok,
menyate, menyoto.
-
Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal
mengeluarkan (dasar) apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (bunyi)
atau (+ suara). Contoh: mengeong, mengaum.
-
Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal menjadi (dasar) apabila bentuk dasarnya
memiliki komponen makna (+ keadaan, ) atau (+ warna) atau (+ bentuk) atau (+
situasi). Contoh : menguning, mengecil,
membesar.
-
Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal menjadi seperti apabila bentuk dasarnya
memiliki komponen makna (+ sifat khas). Contoh: membatu, membaja, mengarang, mengapur, menyemak.
-
Verba berprefiks me- derivatif menuju. Contoh : menepi, mengutara, mendarat, mengudara,
melangit.
-
Verba berprefiks me- derivatif memperingati. Contoh : meniga hari, menujuh hari, menujuh bulan,
menyeratus hari, menyeribu hari.
Verba berkonfiks ke-an
Verba berkonfiks ke-an termasuk verba pasif,
yang tidak dapat dikembalikan ke dalam verba aktif, seperti verba pasif di-dan
verba pasif ter- makna gramatikal yang dimilikinya: 1. Terkena, menderita atau
mengalami
2. agak bersifat.
2. agak bersifat.
AFIKSASI PEMBENTUKAN
NOMINAL
Afiks-afiks pembentuk nomina turunan sejauh ini
:
1. Prefiks ke- 6. Sufiks –an
2. Konfiks ke-an 7. Sufiks -nya
3. Prefiks pe- 8. Prefiks ter-
4. Konfiks pe-an 9. Infiks –el, -em, dan -er
5. Konfiks per-an 10. Sufiks dan Bahasa asing.
1. Prefiks ke- 6. Sufiks –an
2. Konfiks ke-an 7. Sufiks -nya
3. Prefiks pe- 8. Prefiks ter-
4. Konfiks pe-an 9. Infiks –el, -em, dan -er
5. Konfiks per-an 10. Sufiks dan Bahasa asing.
Nomina Berprefiks ke-
Nomina berprefiks ke – sejauh data yang ada
hanyalah ada tiga: buah kata, yaitu ketua, kekasih dan kehendak dengan makna
gramatikal ‘yang dituai’, yang dikasihi dan ‘yang dikehendaki’.
Nomina berkonfiks ke-an
Ada dua proses pembentukan nomina:
- Di bentuk langsung dari bentuk akar
(dari akar tunggal maupun akar majemuk) contoh: kehutanan (hutan+ke-an), keolahragaan (olahraga+ke-an).
- Di
bentuk dari akar melalui verba menjadi predikat dalam satu klausa.
contoh: keberanian -> dari verba
berani, klausa -> mereka sungguh berani.
Nomina
Berkonfiks pe-
Prefiks
pe- yang menggunakan kaidah persengauan.
Yang menggunakan kaidah persengauan mempunyai hubungan
dengan verba berprefiks me- transitif dan verba dasar.
Contoh : Perawat (verba:
merawat), Perakit (verba:
merakit), Pelintas (verba: melintasi).
Prefiks
pe- yang tidak mengikuti kidah persengauan. Yang tidak menggunakan kaidah
persengauan mempunyai hubungan dengan verba berprefiks ber- yang menyatakan
tindakan. Contoh : Peladang (dari dasar ladang melalui verba barladang), Pedagang
(dari dasar dagang melalui verba berdagang).
Nomina
Berkonfiks pe-an
Konfiks pe-an dalam
pembentukan nomina mempunyai enam buah bentuk yaitu, pe-an, pem-an, pen-an,
peny-an, peng-an dan penge-an. Proses pembentukannya dilakukan dari dasar
melalui veba berprefiks me- berklofiks me-kan atau berklofiks me-i. oleh karena
itu memiliki makna gramatikal sebagai berikut:
Nomina
berkonfiks pe-an memiliki makna gramatikal ‘hal / proses me- (dasar)’
apabila dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif.
Contoh: pembacaan, penulisan,
pendengaran.
Nomina
berkonfiks pe-an memiliki makna gramatikal ‘hal/ proses me-kan
(dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-kan
yang dibentuk dari dasar itu. Contoh:
pembenaran, pengecualian, penjelasan.
Nomina
berkonfiks pe-an memiliki makna gramatikal ‘hal / proses me-i (dasar)’
apabila dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-i yang dibentuk
dari dasar itu. contoh: pewarisan, pembenahan.
Nomina Berkonfiks per-an
Ada dua macam proses
pembentukan:
Nomina Bersufiks –an
Ada tiga macam proses
pembentukan. 1. Dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif.
2. Dibentuk dari dasar prefiks ber-
3. Dasar langsung diberi sufiks –an
2. Dibentuk dari dasar prefiks ber-
3. Dasar langsung diberi sufiks –an
‘tiap-tiap’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna
(+ ukuran) atau (+ takaran), Contoh : nomina bulanan, literan dan meteran.
(+ ukuran) atau (+ takaran), Contoh : nomina bulanan, literan dan meteran.
‘banyak
(dasar)’ apabila bentuk dasanya memiliki komponen makna (+
bandaan) dan (+kecil), Contoh : nomina ubanan, kutuan, dan jamuran.
‘bersifat (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Contoh : nomina murahan, asinan, manisan.
‘bersifat (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Contoh : nomina murahan, asinan, manisan.
Nomina
Bersufiks –nya
Nomina Bersufiks
ter-
Dengan makna gramatikal ‘yang di-dasar’ hanya terdapat sebagai istilah dalam bidang hukum. Contoh : - tersangka, terperiksa, terdakwa, tergugat, tertuduh, terhukum.
Dengan makna gramatikal ‘yang di-dasar’ hanya terdapat sebagai istilah dalam bidang hukum. Contoh : - tersangka, terperiksa, terdakwa, tergugat, tertuduh, terhukum.
Nomina Berinfiks, -el,
-em, dan –er-
Nomina Bersufiks Asing
“sufiks “ penanda kelas atau kategori nomina, antara lain:
NO
|
Penanda kelas
|
Kata
|
Makna
Gramatikal
|
1
|
in
|
Hadirin,
muslimin, mukminin, muhajirin.
|
‘laki-laki
yang (dasar)’
|
2
|
at
|
Hadirat,
muslihat.
|
‘perempuan
yang (dasar)’
|
3
|
-ah
|
Gairah,
hafizah.
|
‘perempuan
yang (dasar)’
|
4
|
si
|
Kritisi,musisi,
politisi.
|
‘yang
bergerak dalam bidang (dasar)’
|
5
|
-ika
|
Fisika,matematika,
fonetika.
|
‘ilmu
tentang (dasar)’
|
6
|
-ir
|
Importir,donasir,
eksportir
|
‘pelaku
kegiatan (dasar)’
|
7
|
-ur
|
Direktur,kondektur,redaktur
|
‘laki-laki
yang menjadi’
|
8
|
-us
|
Politikus,kritikus,musikus
|
‘orang-orang
yang melakukan’
|
9
|
-isme
|
Kapitalisme,islamisme.
|
‘paham
mengenai’
|
10
|
-sasi
|
Organisasi,neonisasi,tendanisasi
|
‘proses
pe-an’
|
11
|
-or
|
Actor,
diklator,indikator
|
‘yang
melakukan atau menjadi’
|
AFIKSASI PEMBENTUKAN AJEKTIVA
Kata-kata berafiks yang betumpang tindih.
1. Dasar Ajektiva
Berprefiks pe-
secara langsung + pe-
melalui verba berafiks me-kan + pedasar
secara langsung + pe-
melalui verba berafiks me-kan + pedasar
2. Dasar Ajektiva Berprefiks se-
Pemberian prefiks se- pada semua dasar adjektiva memberi makna gramatikal ‘sama (dasar)’ dengan nomina yang mengikutinya. Contoh dalam kalimat: Roni sepandai Rina dalam hal menggambar.
Pemberian prefiks se- pada semua dasar adjektiva memberi makna gramatikal ‘sama (dasar)’ dengan nomina yang mengikutinya. Contoh dalam kalimat: Roni sepandai Rina dalam hal menggambar.
3. Dasar Ajektiva Bersufiks –an
Pemberian sufiks –an pada semua
dasar ajektiva memberi makna gramatikal ‘lebih (dasar) pada nomina yang
mengikutinya. Contoh:
4. Dasar Ajektiva
Berprefiks ter-
memilki makna ‘paling’. Contoh : Tercantik ‘paling cantik’.
terbesar ‘paling besar’.
tertinggi ‘paling tinggi’.
memilki makna ‘paling’. Contoh : Tercantik ‘paling cantik’.
terbesar ‘paling besar’.
tertinggi ‘paling tinggi’.
5. Dasar
Ajektiva Berkonfiks ke-an
Memilki makna ‘agak (dasar)’. Contoh : - kehitaman ‘ agak hitam’, kebiruan
‘agak biru’.
6. Dasar Ajektiva
Berklofiks me-kan
7. Dasar Ajektiva Berklofiks me-i
Dasar ajektiva berklofiks me-i memiliki makna gramatikal “merasa (dasar) pada” apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ rasa batin). Contoh dalam kalimat: Kedua pasangan itu saling mencintai.
8. Dasar lain Berkomponen makna + keadaan
Kosakata berkategori ajektiva dalam bahasa Indonesia sudah merupakan “barang jadi”. disebut “barang jadi” ini ada yang seratus persen berkategori ajektiva itu memiliki pula komponen makna (+ bendaan) atau (+ tindakan). Misalnya : ajektiva merah dan kuning memiliki juga komponen makna (+bendaan), sehingga keduanya bisa didahului negasi bukan dan tidak.