Klasifikasi Morfem
Klasifikasi morfem didasarkan pada kebebasannya, keutuhannya, maknanya dan sebagainya.
Morfem bebas dan Morfem terikat
Morfem Bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain
dapat muncul dalam pertuturan. Sedangkan yang dimaksud dengan morfem terikat
adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul
dalam pertuturan. Berkenaan dengan morfem terikat ada beberapa hal yang perlu
dikemukakan. Pertama bentuk-bentuk seperti : juang, henti, gaul, dan , baur
termasuk morfem terikat. Sebab meskipun bukan afiks, tidak dapat muncul dalam
petuturan tanpa terlebih dahulu mengalami proses morfologi. Bentuk lazim
tersebut disebut prakategorial. Kedua, bentuk seperti baca, tulis, dan tendang
juga termasuk prakategorial karena bentuk tersebut merupakan pangkal kata,
sehingga baru muncul dalam petuturan sesudah mengalami proses morfologi. Ketiga
bentuk seperti : tua (tua renta), kerontang (kering kerontang), hanya dapat
muncul dalam pasangan tertentu juga, termasuk morfem terikat. Keempat, bentuk
seperti ke, daripada, dan kalau secara morfologis termasuk morfem bebas. Tetapi
secara sintaksis merupakan bentuk terikat. Kelima disebut klitika. Klitka
adalah bentuk singkat, biasanya satu silabel, secara fonologis tidak mendapat
tekanan, kemunculannya dalam pertuturan selalu melekat tetapi tidak dipisahkan
.
· jenis morfem
· jenis morfem
- morfem bebas
- morfem terikat
- morfem terikat satuan
- morfem terikat terbahagi
- morfem terikat kompleks
· morfem bebas -
morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata penuh, tidak bergabung dengan
morfem lain seperti pulang, lupa, belantara, bebas, minum, suasana, kereta dll.
· morfem terikat - morfem yang tidak dapat
berdiri sendiri sebagai kata dasar. perlukan imbuhan. semua imbuhan adalah
morfem terikat. contoh berkesan [ber] dan [kesan]
· morfem terikat satuan - morfem terikat yang kuat dalam bentuknya, tidak boleh dipisahkan bahagiannya seperti berlari, menari awalan, akhiran atau tertawa, bertapa, menyala dll.
· morfem terikat satuan - morfem terikat yang kuat dalam bentuknya, tidak boleh dipisahkan bahagiannya seperti berlari, menari awalan, akhiran atau tertawa, bertapa, menyala dll.
· morfem terikat
terbahagi - berdiri dari awalan dan akhiran serentak seperti kehadiran,
penderitaan dll.
· morfek terikat kompleks - gabungan dua morfem
terikat atau lebih. contohnya memperkuat, memperoleh, mengatakan, dikatakan,
membaiki, mempersoalkan, dipersoalkan, dipersenjatai, dll
Apabila
ditinjau dari segi keutuhaannya dapat dibedakan
menjadi:
a. Morfem Utuh, yaitu morfem yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
Misalnya, meja, kursi, rumah, henti, juang, dan sebagainya.
Misalnya, meja, kursi, rumah, henti, juang, dan sebagainya.
b. Morfem Terbagi, yaitu morfem yang merupakan dua bagian yang terpisah atau terbagi.
Misalnya, pada kata satuan (satu) merupakan morfem utuh dan (ke-/-an)
adalah morfem terbagi. Semua afiks dalam bahasa Indonesia termasuk morfem
terbagi.
Apabila ditinjau dari segi maknanya dapat dibedakan menjadi:
a. Morfem Bermakna Leksikal, yaitu morfem-morfem yang secara inher telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu berproses dengan morfem lain. Misalnya, morfem-morfem seperti (kuda), (pergi), (lari), dan sebagainya adalah morfem bermakna leksikal. Morfem-morfem seperti itu sudah dapat digunakan secara bebas dan mempunyai kedudukan yang otonom dalam pertuturan.
b. Morfem Tak Bermakna Leksikal, yaitu morfem-morfem yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya
sendiri sebelum bergabung dengan morfem lainnya dalam proses morfologis. Misalnya, morfem-morfem afiks (ber-), (me-), (ter-), dan sebagainya.
Morfem Segmental dan Suprasegmental Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental. Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur suprasegmental seperti tekanan, nada, durasi. Perbedaan morfem segmental dan suprasegmental berdasarkan jenis fonem yang membentuknya. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber}. Jadi semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmenntal seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya. Misalnya, dalam bahasa Ngbaka di Kongo Utara di benua Afrika, setiap verba selalu disertai dengan petunjuk kala (tense) yang berupa nada.
Morfem beralomorf zero
Morfem beralomorf zero adalah morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi melainkan kekosongan. Dalam linguistik deskriptif, ada konsep mengenai morfem beralomorf zero atau nol (lambangnya berupa Ø), yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa ”kekosongan”.
·
Bentuk tunggal : I have a book ; I have a sheep
·
Bentuk jamak : I have two books ; I have two sheep
·
Kata kini : They call me; They hit me
·
Kata lampau : They called me ; They hit me
Bentuk tunggal untuk book adalah books dan bentuk jamaknya adalah books; bentuk tunggal untuksheep adalah sheep dan bentuk jamaknya adalah sheep juga. Karena bentuk jamak untuk books terdiri dari dua buah morfem, yaitu morfem {book} dan morfem {-s}, maka dipastikan bentuk jamak untuk sheepadalah morfem {sheep} dan morfem {Ø}. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa {Ø} merupakan salah satu alomorf dari morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris.
Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (stem), dan Akar(root) Bentuk tunggal untuk book adalah books dan bentuk jamaknya adalah books; bentuk tunggal untuksheep adalah sheep dan bentuk jamaknya adalah sheep juga. Karena bentuk jamak untuk books terdiri dari dua buah morfem, yaitu morfem {book} dan morfem {-s}, maka dipastikan bentuk jamak untuk sheepadalah morfem {sheep} dan morfem {Ø}. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa {Ø} merupakan salah satu alomorf dari morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris.
Sebuah morfem dasar dapat menjadi
sebuah bentuk dasar atau dasar (base) dalam suatu proses morfologi. Artinya,
bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, bisa diulang dalam suatu
proses reduplikasi, atau bisa digabung dengan morfem lain dalam suatu proses
morfologi.
Istilah pangkal (stem) digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses infleksi,
atau proses pembubuhan afiks infleksi. Misalnya, dalam bahasa Inggris
kata books pangkalnya adalah book. Dalam bahasa
Indonesia, kata menangisi pangkalnya adalah tangisi. Akar atau (root)
digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi.
Misalnya, kata Inggris untouchables akarnya adalah touch.
Morfem dasar bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi bisa diulang dalam suatu reduplikasi, bisa digabung dengan morfem lain dalam suatu proses komposisi. Pangkal digunakan untuk menyebut bentuk dasar dari proses infleksi. Akar digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh.
Morfem dasar bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi bisa diulang dalam suatu reduplikasi, bisa digabung dengan morfem lain dalam suatu proses komposisi. Pangkal digunakan untuk menyebut bentuk dasar dari proses infleksi. Akar digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar